Author Profile

Pengertian, Fungsi, Tujuan, Prinsip Kerja Beserta Jenis Konverter DC to DC Linier dan Chopper
Electronergy, Device

Pengertian, Fungsi, Tujuan, Jenis & Prinsip Kerja Konverter DC/DC Linier Serta Chopper!

Berkarya Saja – Konverter DC ke DC telah menjadi komponen penting dalam berbagai perangkat elektronik dan sangat penting dalam mendukung perkembangan teknologi modern! Penasaran, simak sampai selesai, ya!

Introduksyon

Dalam konteks elektronika daya dan teknik listrik, efisiensi serta kontrol menjadi aspek yang sangat krusial dalam proses konversi tegangan. Untuk mengubah arus searah (DC) dari satu level tegangan ke level lainnya, diperlukan rangkaian yang dikenal sebagai konverter DC ke DC, yang merupakan komponen penting dalam sistem elektronik dan daya.

Konverter ini memiliki peran yang signifikan dalam menyesuaikan level tegangan dengan tepat, sehingga dapat ditemukan di hampir semua perangkat elektronik modern. Aplikasi konverter DC ke DC sangat beragam, mencakup penggunaan dalam laptop, pengisian baterai, dan dalam teknologi otomotif, sistem industri, serta dalam sistem energi terbarukan.

Dalam artikel ini, Alpharizonet akan memberikan pemahaman yang mendalam mengenai definisi, fungsi, cara kerja, dan berbagai jenis konverter DC ke DC dalam teknologi konversi daya. Eksplorasi ini menekankan sifat konverter daya yang sangat diperlukan dalam aplikasi listrik kontemporer.

Pengertian & Fungsi Konverter DC/DC

Sesuai namanya, konverter DC ke DC merupakan rangkaian yang berfungsi untuk mengubah sumber listrik DC menjadi listrik DC dengan tegangan yang dapat diatur. Rangkaian ini memiliki kemampuan untuk menaikkan (boost) atau menurunkan (buck) level tegangan, sehingga dapat digunakan dalam berbagai aplikasi yang memerlukan tegangan rendah maupun tinggi.

Dalam banyak situasi, perangkat elektronik biasanya bergantung pada satu sumber daya. Namun, ketika sub-sirkuit yang berbeda memerlukan tegangan yang bervariasi untuk beroperasi dengan optimal, diperlukan penyesuaian tegangan input. Penyesuaian ini dapat dilakukan menggunakan konverter DC ke DC, yang berfungsi untuk mengubah tegangan ke level yang lebih sesuai, baik itu lebih rendah atau lebih tinggi.

Tujuan utama konverter DC ke DC adalah mengubah level tegangan listrik agar sesuai dengan kebutuhan berbagai perangkat dan sirkuit, serta menawarkan solusi yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan tegangan dalam aplikasi teknologi elektronik modern.
Blok Diagram Konverter DC ke DC dari AC dan Baterai

Konverter DC ke DC tidak hanya berfungsi untuk mengubah tegangan, tetapi juga untuk menstabilkan tegangan. Stabilitas ini penting agar tegangan tidak mengalami fluktuasi yang signifikan, yang dapat mempengaruhi kinerja perangkat. Sebagai contoh, dalam konteks otomotif, konverter DC ke DC berperan penting dalam mengatur fluktuasi tegangan yang dihasilkan oleh alternator.

Selain itu, konverter ini juga berfungsi untuk mengatur keluaran dari modul panel surya yang masuk ke baterai, memastikan bahwa sistem energi terbarukan beroperasi dengan efisien dan stabil. Dengan demikian, konverter ini menjadi komponen krusial dalam memastikan kinerja yang optimal dari berbagai sistem elektronik.

Konverter DC ke DC merupakan rangkaian elektronik vital yang memainkan peran penting dalam sistem manajemen daya modern. Fungsi utamanya adalah mengubah tegangan sumber arus searah (DC) dari satu level ke level lainnya, memastikan penyaluran daya yang stabil dan efisien ke berbagai perangkat dan sistem elektronik.

Tujuan Konverter DC/DC Dalam Aplikasi

Sebelum adanya konverter DC ke DC, metode yang umum digunakan untuk mengubah tegangan listrik meliputi vibrator, penyearah, dan transformator. Meskipun metode ini berfungsi, mereka memiliki kelemahan dalam efisiensi, sering kali menghasilkan panas berlebihan.

Pada awal abad ke-20, konverter DC ke DC mulai diperkenalkan untuk memenuhi kebutuhan sistem telekomunikasi, seperti pengoperasian unit telepon. Konverter ini berfungsi untuk menurunkan tegangan tinggi dari saluran listrik menjadi tegangan rendah yang diperlukan.

Dengan kemajuan teknologi, konverter ini menjadi lebih kompleks dan mampu menangani daya yang lebih tinggi berkat pengembangan semikonduktor dioda dan transistor. Permintaan akan perangkat elektronik portabel pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 mendorong inovasi dalam desain konverter DC ke DC, menghasilkan perangkat yang lebih kecil, efisien, dan berkinerja tinggi.

Desain konverter sinkron dengan elemen pengalihan kecepatan tinggi muncul sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi. Saat ini, konverter DC ke DC menjadi komponen penting dalam berbagai perangkat elektronik, termasuk gawai seluler, sistem energi terbarukan, dan kendaraan listrik.

Tujuan utama konverter DC ke DC adalah mengubah level tegangan listrik agar sesuai dengan kebutuhan berbagai perangkat dan sirkuit, serta menawarkan solusi yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan tegangan dalam aplikasi teknologi elektronik modern.

Jenis-jenis Konverter DC ke DC

Ada banyak jenis konverter DC ke DC yang dapat digunakan sesuai dengan aplikasi yang diinginkan. Menurut metode konversi tegangan, terdapat dua kategori, yaitu konverter DC linier regulator dan DC chopper. Masing-masing metode konversi voltase ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat dijelaskan di bawah ini:

Konverter DC Linier Regulator:

Ini merupakan jenis konverter yang menggunakan komponen linier untuk mengatur output, sering disebut sebagai regulator seri karena elemen kontrolnya disusun secara seri antara input dan output. Konverter DC linier ini berfungsi untuk mengurangi tegangan keluaran dengan menggunakan beban resistif, di mana tegangan input dikurangi oleh tegangan di elemen kontrol, seperti transistor BJT atau IC regulator.

Meskipun rangkaian ini sederhana dan ekonomis, terdapat beberapa kelemahan signifikan. Konverter jenis DC linier ini hanya dapat digunakan untuk menurunkan (buck) tegangan, dan efisiensinya menurun seiring meningkatnya perbedaan antara tegangan input dan output. Daya yang tidak terpakai akan hilang sebagai panas, yang dapat menyebabkan overheating jika perbedaan tegangan terlalu besar.

Konverter DC linier ini berfungsi untuk mengurangi tegangan keluaran dengan menggunakan beban resistif, di mana tegangan input dikurangi oleh tegangan di elemen kontrol, seperti transistor BJT atau IC regulator.
Dasar Rangkaian Konverter DC ke DC Jenis Linier Regulator Menggunakan BJT dan IC Regulator

Namun, konverter DC linier regulator tetap digunakan dalam aplikasi tertentu, terutama pada perangkat berdaya rendah yang memerlukan tegangan output berkualitas tinggi dan riak tegangan yang rendah. Rangkaian ini juga ideal untuk perangkat yang sensitif terhadap interferensi elektromagnetik.

Desainnya yang sederhana dan penggunaan komponen yang sedikit membuatnya hemat ruang, meskipun penggunaan heat sink mungkin diperlukan. Konverter DC linier ini umum digunakan dalam elektronik audio dan video, peralatan komunikasi, perangkat medis, serta dalam battery charge controller (BCC).

Konverter DC Chopper:

Secara fisik, chopper adalah perangkat listrik statis yang berfungsi untuk mengubah tegangan DC tetap yang diterima menjadi tegangan output DC yang dapat disesuaikan. Proses ini memanfaatkan penyimpanan energi dalam induktif selama satu kali konversi, sehingga memberikan fleksibilitas dalam pengaturan tegangan output sesuai dengan kebutuhan aplikasi tertentu.

Istilah “chopper” mengacu pada bentuk tegangan keluaran yang menyerupai gelombang kuasi-persegi panjang, yang dihasilkan melalui proses pemotongan tegangan DC yang masuk. Chopper menerima sumber tegangan DC yang konstan dan menghasilkan keluaran berupa tegangan DC yang bervariasi, bisa lebih rendah atau lebih tinggi dari sumber tegangan DC yang masuk.

Prinsip kerja chopper didasarkan pada teknik switching, yang merupakan bagian dari topologi catu daya switching. Chopper ini dirancang dengan menggunakan komponen semikonduktor kepadatan daya yang berfungsi sebagai sakelar, yang diaktifkan oleh sinyal eksternal yang dikenal sebagai sinyal gerbang atau logik. Tegangan keluaran rata-rata diatur dengan mengubah durasi periode ON atau periode OFF dari sakelar daya.

Dalam pemodelan rangkaian konverter daya DC chopper, terdapat dua model yaitu non-insulated dan insulated. Model non-insulated memiliki sirkuit tunggal yang memungkinkan arus mengalir antara masukan dan keluaran, sedangkan model insulated menggunakan transformator untuk memisahkan fisik antara input dan output.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa istilah yang digunakan untuk konverter daya DC chopper yang non-insulated adalah direct converter, sedangkan untuk konverter daya insulated disebut indirect converter. Kedua model ini memiliki keunggulan masing-masing dalam penerapan dan penggunaannya.

Prinsip kerja chopper didasarkan pada teknik switching. Dalam pemodelan rangkaian konverter daya DC chopper, terdapat dua model yaitu non-insulated dan insulated.
Pemodelan Skema Konverter Daya DC Chopper
a) Model Non-insulated; b) Model Insulated

Chopper juga dapat diklasifikasikan menjadi tiga topologi berdasarkan pengoperasiannya, yaitu konverter Buck (chopper step-down), konverter Boost (chopper step-up), dan konverter Buck-Boost (chopper step-down/step-up), dikutip dari ebook DC Microgrid, 4.7 Principle of chopper, (Rosas-Caro, Ramirez, Peng, & Valderrabano, 2010; Shen, Qin, & Wang, 2018). Masing-masing topologi ini memiliki karakteristik dan aplikasi yang berbeda dalam pengaturan tegangan DC.

– Topologi Konverter Buck atau Chopper Step-down

Konverter step-down, atau yang dikenal sebagai buck chopper, berfungsi untuk mengubah tegangan input yang lebih tinggi menjadi tegangan output yang lebih rendah dan stabil. Rangkaian ini merupakan topologi konverter daya DC chopper step-down yang non-insulated, sehingga sangat cocok dalam menurunkan tegangan dari DC ke DC.

Topologi rangkaian DC chopper buck atau step-down ini dirancang dengan cukup sederhana, di mana arus induktor dikendalikan oleh saklar (sinyal logik) dan dioda. Dengan kemampuannya untuk menghasilkan tegangan yang lebih rendah dan stabil, konverter daya ini menjadi pilihan yang ideal dalam berbagai aplikasi elektronik.
Dasar Rangkaian Chopper Step-down Non-insulated

Rangkaian buck chopper ini dirancang dengan cukup sederhana, di mana arus induktor dikendalikan oleh sakelar daya dan dioda. Dengan kemampuannya untuk menghasilkan tegangan yang lebih rendah dan stabil, konverter daya ini menjadi pilihan yang ideal dalam berbagai aplikasi elektronik.

> Cara Kerja Rangkaian DC Chopper Step-down

Ketika sakelar daya Q1 berada dalam posisi ON, energi dialirkan ke beban atau perangkat serta induktor L1. Dalam kondisi ini, induktor L1 menyimpan energi yang diperlukan untuk operasi sistem. Sebaliknya, saat Q1 beralih ke posisi OFF, tegangan pada induktor mengalami pembalikan. Dalam kondisi ini, dioda freewheeling D1 menjadi bias maju, memungkinkan energi yang tersimpan dalam induktor L1 untuk disalurkan ke beban atau perangkat melalui D1 dan L1. Proses ini menunjukkan pentingnya peran induktor dan dioda dalam pengelolaan energi pada rangkaian konverter buck.

> Kelebihan dan Kekurangan DC Chopper Step-down

Konverter buck chopper memiliki sejumlah kelebihan yang patut dicatat. Pertama, desainnya yang sederhana hanya memerlukan satu sakelar daya, yang membuatnya mudah untuk diimplementasikan. Kedua, efisiensi regulator buck Chopper mencapai sekitar 90%, menjadikannya pilihan yang efisien untuk aplikasi yang memerlukan pengaturan tegangan. Ketiga, baik dari segi biaya maupun ukuran, konverter DC chopper step-down ini tergolong rendah, sehingga lebih ekonomis untuk diterapkan dalam berbagai proyek. Keempat, variasi tegangan saluran memiliki toleransi yang cukup besar, memberikan fleksibilitas dalam penggunaannya.

Artikel Lain:  Pentingnya Memahami Istilah “Rating” Dalam Perangkat Elektronik & Komponen Listrik!

Di sisi lain, terdapat beberapa kekurangan yang harus diperhatikan dalam penggunaan konverter daya chopper step-down ini. Salah satu kekurangan utama adalah bahwa rangkaian umpan balik regulator PWM memerlukan riak keluaran minimum agar dapat berfungsi dengan optimal. Hal ini dapat menjadi tantangan dalam merancang sistem yang memerlukan tingkat stabilitas dan keandalan yang tinggi.

> Penerapan dan Penggunaan DC Chopper Step-down

Dalam hal aplikasi, konverter buck banyak digunakan dalam perangkat portabel yang menggunakan baterai, seperti laptop, ponsel, dan alat pengukuran atau peralatan instrumentasi lainnya. Penggunaan yang luas ini menunjukkan relevansi dan pentingnya konverter DC chopper step-down dalam berbagai perangkat modern.

– Topologi Konverter Boost atau Chopper Step-up

Jenis pengoperasian konverter daya ini merupakan kebalikan dari topologi DC chopper step-down, biasa dikenal sebagai konverter DC boost atau chopper step-up yang non-insulated. Fungsi utamanya adalah untuk mengubah tegangan input yang lebih rendah menjadi tegangan output yang lebih tinggi dan stabil.

Bacaan Yang Disarankan: Inilah Aplikasi Modul Adjust Boost Converter DC/DC 2A Lithium Battery Charger 18650 Micro USB!

Fungsi utama konverter DC boost atau chopper step-up adalah untuk mengubah tegangan input yang lebih rendah menjadi tegangan output yang lebih tinggi dan stabil.
Dasar Rangkaian Chopper Step-up Non-insulated

Rangkaian DC chopper step-up ini cukup sederhana, di mana arus induktor diatur oleh sakelar daya dan dioda. Desain ini memungkinkan efisiensi yang tinggi dalam pengoperasian serta pengaturan tegangan keluaran. Konverter DC chopper step-up ini umumnya digunakan pada perangkat yang memerlukan tegangan input lebih tinggi dari sumber daya yang tersedia.

> Cara Kerja Rangkaian DC Chopper Step-up

Ketika sakelar daya Q1 dalam posisi ON, dioda D1 mengalami bias balik, yang memungkinkan energi disimpan dalam induktor L1 dan kapasitor C1 untuk memasok arus ke beban. Sebaliknya, saat sakelar daya Q1 dalam posisi OFF, energi yang tersimpan dalam induktor L1 ditransfer ke beban atau perangkat melalui induktor (L1) dan dioda (D1).

Tegangan keluaran dari chopper step-up dapat melebihi tegangan masukan karena adanya penjumlahan antara tegangan yang tersimpan dalam induktor (L1) dan tegangan masukan (Vin). Arus masukan yang dihasilkan bersifat kontinu, yang membantu menciptakan karakteristik riak masukan yang rendah.

Keunggulan ini menjadikan konverter boost sebagai pilihan yang sangat baik untuk aplikasi koreksi faktor daya. Oleh karena itu, konverter chopper step-up ini banyak digunakan dalam aplikasi seperti pembangkit listrik tenaga surya dan turbin angin.

Bacaan Yang Disarankan: Pilihan Modul UPS Boost Converter DC/DC 18650 Lithium Yang Tepat Untuk Projek Divais Elektronik Yang Portabel!

> Keunggulan dan Kelemahan DC Chopper Step-up

Konverter boost ini menawarkan sejumlah keunggulan yang patut dicatat. Pertama, chopper step-up ini mampu meningkatkan tegangan dengan jumlah komponen yang minim, yang tentunya berkontribusi pada efisiensi desain secara keseluruhan. Kedua, arus input yang bersifat kontinu sangat cocok untuk sumber energi seperti pembangkitan fotovoltaik dan baterai, yang mendukung stabilitas serta keandalan sistem. Ketiga, penggunaan sakelar yang memiliki ground yang sama dengan sumber daya juga mempermudah pengaturan sirkuit penggerak dan kontrol, sehingga meningkatkan kemudahan dalam penerapannya.

Di sisi lain, ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah arus pengisian kapasitor output yang tidak kontinu, yang dapat mengakibatkan ukuran kapasitor menjadi lebih besar. Hal ini juga berpotensi menimbulkan masalah elektromagnetik (EMI), yang dapat berdampak pada kinerja sistem secara keseluruhan.

> Penerapan dan Penggunaan DC Chopper Step-up

Dalam konteks aplikasi, konverter DC chopper step-up ini dapat dimanfaatkan di berbagai bidang, termasuk sirkuit koreksi faktor daya, kendaraan listrik, dan sistem tenaga baterai. Penggunaan konverter boost dalam berbagai aplikasi ini menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja sistem kelistrikan modern.

– Topologi Konverter Buck-Boost atau Chopper Step-down/Step-up

Buck-boost merupakan salah satu topologi tahap daya yang paling umum digunakan dalam konverter DC non-insulated, sering kali dikenal sebagai tahap daya chopper step-down/step-up. Topologi ini menggabungkan fungsi dari konverter buck dan boost, sehingga mampu menghasilkan tegangan output yang terbalik (negatif) dan dapat memiliki nilai yang lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan tegangan input, tergantung pada siklus kerjanya.

Rangkaian konverter buck-boost ini memiliki kesamaan dengan skematik chopper step-down, namun terdapat perbedaan pada posisi dioda yang terhubung dengan arah tegangan keluaran (Vout) yang berlawanan. Dalam proses operasionalnya, arus induktor diatur oleh sakelar daya dan dioda, yang memainkan peran penting dalam menentukan siklus kerja serta efisiensi konversi yang dihasilkan.
Dasar Rangkaian DC Chopper Step-down/Step-up Non-insulated

Rangkaian konverter buck-boost ini memiliki kesamaan dengan skematik chopper step-down, namun terdapat perbedaan pada posisi dioda yang terhubung dengan arah tegangan keluaran (Vout) yang berlawanan. Dalam proses operasionalnya, arus induktor diatur oleh sakelar daya dan dioda, yang memainkan peran penting dalam menentukan siklus kerja serta efisiensi konversi yang dihasilkan.

> Cara Kerja Rangkaian DC Chopper Step-down/Step-up

Ketika sakelar daya Q1 dalam posisi OFF, arus mengalir ke induktor, yang menyebabkan energi yang tersimpan di induktor meningkat, sementara dioda berada dalam kondisi bias maju. Pada saat sakelar daya Q1 diaktifkan (ON), dioda beralih ke kondisi bias balik, yang mengakibatkan penurunan energi yang tersimpan di induktor. Dalam kondisi ini, arus mengalir menuju beban atau perangkat melalui dioda D1 dan kapasitor C1.

Proses ini memungkinkan nilai rata-rata tegangan keluaran (Vout) untuk disesuaikan dengan rasio antara waktu ON dan waktu OFF dari sakelar daya. Dengan demikian, topologi buck-boost dapat menghasilkan nilai rata-rata tegangan keluaran yang lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan tegangan sumbernya. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dan efisiensi dari sistem dalam mengatur tegangan keluaran sesuai kebutuhan.

> Keelebihan dan Kekurangan DC ChopperStep-down/Step-up

Kelebihan dari konverter buck-boost adalah kemampuannya untuk menghasilkan tegangan keluaran yang dapat lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan tegangan masukan yang diatur. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam aplikasi yang memerlukan variasi tegangan.

Namun, terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Pertama, tegangan keluaran dari konverter ini dapat bernilai negatif atau berlawanan dengan sumber tegangan masukan. Selain itu, konverter buck-boost memerlukan nilai induktor dan kapasitor yang besar di kedua sisi masukan dan keluaran, karena topologi ini menghasilkan riak arus yang sangat tinggi.

> Penerapan dan Penggunaan DC Chopper Step-down/Step-up

Salah satu aplikasi utama dari konverter buck-boost atau chopper step-down/step-up adalah dalam menstabilkan keluaran dari sel fotovoltaik. Dengan kemampuannya untuk mengatur tegangan, konverter ini sangat berguna dalam sistem energi terbarukan, memastikan bahwa keluaran tetap stabil meskipun ada fluktuasi dalam sumber energi.

Bacalah Ini Untuk: Memahami Cara Kerja Sistem Lampu Tenaga Surya Dengan Teknologi Fotovoltaik!

Penutup

Secara keseluruhan, proses konversi tegangan DC ini menjelaskan mekanisme fundamental dalam pengelolaan energi dalam rangkaian listrik khususnya pada konverter DC ke DC, dengan penekanan pada interaksi antara sakelar daya, dioda, induktor, dan kapasitor.

Artikel ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca. Salam Blogger, Alpharizo.net!

[FAQ] Soal Sering Ditanya, SSD

Q: Untuk apa konverter DC-ke-DC digunakan?

A: Konverter DC ke DC digunakan untuk menyesuaikan tegangan input dari sumber daya ke level tegangan yang dibutuhkan oleh perangkat atau komponen. Tujuan konversi daya DC ke DC adalah untuk mencapai aliran daya dua arah di antara dua level tegangan yang berbeda selama kondisi normal maupun abnormal. Hal ini dapat dipastikan dengan topologi konverter DC ke DC yang sesuai.

Q: Apa itu topologi konverter DC ke DC non-insulated?

A: Dalam sistem konversi daya DC ke DC, pemodelan rangkaian non-insulated menunjukkan bahwa tegangan input dan output memiliki ground yang sama. Hal ini penting untuk dipahami karena dapat mempengaruhi cara rangkaian beroperasi dan interaksi antara komponen. Dengan berbagi ground yang sama, potensi permasalahan seperti gangguan sinyal atau noise dapat diminimalisir, sehingga meningkatkan efisiensi sistem. Pemodelan ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana merancang rangkaian yang lebih stabil dan dapat diandalkan dalam aplikasi konversi daya.

Q: Apa itu Dioda Freewheeling?

A: Dioda freewheeling, atau dioda flyback, berfungsi untuk mengatasi masalah flyback yang terjadi pada beban induktif. Flyback merupakan lonjakan tegangan mendadak yang muncul akibat pemutusan arus suplai atau penurunan arus secara tiba-tiba, yang dapat merusak sakelar daya dalam sirkuit. Dalam aplikasi otomotif, dioda ini dikenal sebagai dioda blade, yang dipasang secara paralel dengan sumber tegangan. Istilah “dioda blade” merujuk pada bentuk kaki koneksi dioda yang pipih, yang dirancang untuk memberikan perlindungan pada sirkuit. Penggunaan dioda ini sangat penting untuk menjaga kestabilan dan keandalan sistem elektronik, terutama dalam aplikasi yang melibatkan komponen induktif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *