Author Profile

Mengenal Terminologi Istilah Divais Penyimpanan Energi, Wajib Diketahui Pengguna Baterai Pemula
Insight, Glossaronim

Beberapa Istilah Divais Penyimpanan Energi, Perlu Diketahui Pengguna Baterai Pemula!

Update on: May 12, 2024  

Berkarya Saja – Memahami istilah-istilah baterai penyimpan energi elektrokimia merupakan hal yang penting ketika menggunakannya!

Introduksyon

Bagi mereka yang sudah lama berkecimpung dengan baterai, tentu mereka familiar dengan sejumlah istilah yang kerap digunakan dalam dunia baterai. Buat Anda pengguna baterai pemula, memahami istilah-istilah yang digunakan dalam divais penyimpanan energi sangatlah penting. Hal ini mendukung hobi Anda dalam mengelola baterai dan juga menambah pengetahuan Anda seputar baterai.

Dalam artikel ini, Alpharizonet akan memberikan beberapa contekan mengenai terminologi istilah yang sering digunakan dalam divais penyimpanan energi elektrokimia. Ayo, simak dulu beberapa istilah yang kerap digunakan dalam divais penyimpanan energi atau yang lebih dikenal sebagai baterai.

Istilah Desain Sel Listrik

Berikut ini adalah istilah yang sering kali terdengar digunakan dalam bidang penyimpanan energi elektrokimia dan termasuk definisinya.

a) Active Material
Merupakan bahan yang aktif dalam sel listrik yang terdiri dari bahan mentah yang membentuk elektroda positif dan negatif, serta berperan sebagai reaktan dalam sel elektrokimia. Jumlah zat aktif dalam sel baterai sebanding dengan kapasitas yang mampu dihasilkan oleh baterai. Pada baterai timbal-asam menggunakan timbal dioksida (PbO2) sebagai bahan aktif pada pelat positif dan timbal spons logam (Pb) pada pelat negatif. Selama baterai dioperasikan, bahan-bahan ini bereaksi dengan larutan asam sulfat (H2SO4).
b) Electrolyte
Adalah sebuah zat yang memungkinkan ion-ion untuk berpindah antara elektroda positif dan negatif sebuah sel. Elektrolit dalam baterai timbal-asam terdiri dari larutan asam sulfat yang encer, entah dalam bentuk cair (flooded), berbentuk gel, atau terserap dalam alas kaca. Elektrolit dalam sel nikel-kadmium yang terendam adalah campuran larutan kalium hidroksida yang bersifat basa dan air.
c) Oxidation
Merupakan proses di mana sebuah zat kehilangan elektron, yang menyebabkan peningkatan nilai oksidasi. Ini adalah reaksi kimia yang terjadi saat zat bereaksi dengan oksigen atau kehilangan elektron dalam reaksi elektrokimia. Ini adalah proses yang penting dalam kimia dan memainkan peran penting dalam berbagai reaksi kimia dan proses alami.
d) Cell
Adalah komponen atau elemen paling kecil dari baterai yang memiliki kemampuan untuk menampung energi listrik dan menghasilkan arus ke beban DC. Cara operasinya adalah mengubah energi kimia dalam bahan aktifnya melalui reaksi elektrokimia yang melibatkan oksidasi-reduksi, langsung menjadi energi listrik.
e) Battery
Merupakan kumpulan dua atau lebih sel elektrokimia yang terkemas dalam suatu wadah dan terhubung secara listrik dalam susunan seri yang cocok untuk menghasilkan level tegangan dan arus yang diperlukan untuk operasi. Dalam penggunaannya, istilah baterai dapat juga merujuk pada satu unit sel jika sel listrik tersebut merupakan komponen dari sistem penyimpanan energi elektrokimia secara keseluruhan. Pada baterai timbal-asam biasanya memiliki tegangan nominal sekitar 2,1 volt per sel. Oleh karena itu, dalam baterai nominal 12 volt, terdapat 6 sel yang disusun secara seri sehingga menghasilkan tegangan total 12,6V.
f) Ampere-hour (Ah)
Merupakan satuan untuk mengukur kapasitas baterai, yang diperoleh dengan mengalikan besarnya arus listrik dalam satuan Ampere dengan jumlah waktu dalam satuan jam. Parameter ini menunjukkan jumlah arus listrik yang dapat mengalir selama satu jam. Hal ini digunakan untuk menentukan daya atau arus baterai yang tersedia untuk menyuplai listrik pada suatu perangkat dalam jangka waktu tertentu.
g) Polarity
Adalah sifat dari suatu benda yang memiliki dua kutub atau keadaan yang berlawanan (dualitas). Dalam konteks kimia, polaritas merujuk pada molekul yang memiliki ketidakseimbangan muatan positif dan negatif. Dalam konsep elektronika, polaritas mengacu pada arah aliran listrik dalam komponen seperti dioda atau baterai, yang memiliki kutub positif dan negatif.

Terminologi Jenis Sel Baterai

Di bawah ini terdapat beberapa istilah untuk jenis baterai yang umum digunakan dalam industri penyimpanan energi elektrokimia.

  1. Primary Batteries
    Ini biasa disebut sebagai baterai non-rechargeable, ialah jenis sel listrik yang dapat menyimpan dan menyalurkan energi listrik, tetapi tidak dapat diisi ulang.
  2. Secondary Batteries
    Ini sering disebut dengan baterai cadangan yang juga dikenal sebagai baterai rechargeable, adalah jenis sel listrik yang mampu menyimpan dan melepaskan energi listrik, serta dapat diisi ulang dengan mengalirkan arus ke dalamnya ke arah yang berlawanan dengan arus yang mengosongkan baterai.
  3. Liquid Electrolyte Battery
    Ini merupakan tipe baterai yang mengandung air dan larutan asam cair. Baterai ini dapat diisi dengan air sulingan untuk menambahkan elektrolit yang diperlukan. Juga dikenal sebagai aki basah karena platnya dilapis dengan cairan elektrolit.
  4. Lead-Acid Battery
    Adalah jenis sel listrik yang umum digunakan, terdiri dari pelat-pelat yang terbuat dari timbal murni, timbal-antimon, atau timbal-kalsium yang dicelupkan ke dalam larutan asam elektrolit.
  5. Sealed Battery
    Merupakan jenis baterai yang memiliki elektrolit tersegel dan penutup ventilasi yang dapat dipasang kembali, juga dikenal sebagai baterai dengan katup kontrol. “Elektrolit tidak dapat ditambahkan. “
  6. Nickel Cadmium Battery
    Merupakan tipe sel listrik yang terbuat dari plat nikel dan kadmium, dengan larutan elektrolit berbahan dasar alkali.
  7. Captive Electrolyte Battery
    Sebuah tipe baterai yang memiliki elektrolit yang terikat dan tidak dapat mengalir. Biasanya diserap oleh suatu substansi yang berstruktur gel.
  8. Absorbed Glass Mat (AGM)
    Adalah jenis sel listrik yang tersegel di mana sebagian besar cairan elektrolitnya diserap ke dalam lapisan kaca di dalam baterai.
  9. Lithium Ion Battery (LIB)
    Merupakan salah satu tipe baterai isi ulang yang sangat populer, menggunakan senyawa lithium dengan penambahan ion sebagai elektroda positif (katoda) dan negatif (anoda). Saat reaksi kimia sedang dialirkan ke dalam beban, ion lithium akan bergerak dari anoda ke katoda dan sebaliknya ketika baterai isi ulang kembali.
  10. Lithium Polymer (LiPo) Battery
    Ini adalah jenis baterai yang dapat diisi ulang dan telah mengalami perkembangan teknologi dari baterai Lithium-Ion. Mereka yang memanfaatkan material elektrolit polimer sebagai substansi pengganti dari elektrolit cair.
  11. Deep-Cycle Battery
    Adalah tipe sel listrik yang memiliki pelat berukuran besar dan memiliki kemampuan untuk menahan banyak pengosongan hingga tingkat SOC yang rendah.
  12. Shallow-Cycle Battery
    Merupakan jenis baterai yang memiliki pelat-pelat kecil yang tidak mampu menahan banyak pengosongan mencapai level SOC yang rendah.

Baca Juga: Mengapa Lithium Silinder, Baterai 18650 Begitu Populer Digunakan?

Istilah Karakteristik Kinerja Baterai

Beberapa terminologi istilah dan definisi yang terkait dengan karakteristik kinerja yang sering digunakan dalam baterai, adalah sebagai berikut;

  1. Positive and Negative Terminal
    Dalam dunia elektronika, terminal positif merupakan tempat di mana arus listrik keluar dari baterai, sementara terminal negatif adalah tempat di mana arus listrik kembali masuk. Oleh karena itu, terminal baterai merupakan tempat di mana arus elektron mengalir melalui rangkaian eksternal saat sel dikeluarkan.
  2. Open Circuit Voltage (OCV)
    Ini juga disebut sebagai tegangan tanpa beban, merupakan tegangan yang dimiliki oleh baterai ketika tidak ada sirkuit atau perangkat yang terhubung ke terminal sel listrik.
  3. Nominal Voltage Battereis
    Ini seringkali disebut sebagai tegangan pengenal yang merujuk pada voltase rata-rata yang diberikan oleh baterai. Tegangan pengenal biasanya dicetak pada label casing baterai, seperti pada baterai lithium 18650 dengan nilai tegangan nominalnya 3,7 volt atau baterai 12V memiliki tegangan pengenal sebesar 12 volt. Nilai ini digunakan sebagai estimasi yang akurat untuk tegangan output baterai saat dalam kondisi operasional tertentu.
  4. Rated Voltage Battery
    Hal ini sering disebut sebagai baterai dengan tegangan yang terukur, dimana baterai telah diisi hingga penuh dengan level tegangan tertinggi dan dalam keadaan tegangan rangkaian terbuka. Tingkat tegangan ini bisa diuji menggunakan alat pengukur multimeter. Secara teknis, dalam situasi yang demikian (untuk baterai 12V), tegangan yang diukur oleh multimeter akan berkisar antara 12,6 hingga 13,8 volt. Level tegangan yang terukur ini bergantung pada desain baterai, dimensi elemen dan berat jenis.
  5. Capacity
    Merupakan besarnya kemampuan baterai dalam menampung dan mengalirkan energi listrik, umumnya diukur dalam ampere-jam (Ah). Kapasitas biasanya ditetapkan pada tingkat aliran tertentu, atau dalam jangka waktu tertentu. Kemampuan daya tampung baterai ditentukan oleh sejumlah faktor desain, termasuk jumlah material yang aktif, struktur dan ukuran fisik pelat, serta densitas berat elektrolit.
    Faktor-faktor yang memengaruhi kapasitas secara operasional termasuk laju pengosongan, kedalaman pengosongan, tegangan pemutusan, suhu, umur, dan histori siklus baterai. Kadang-kadang energi yang dapat disimpan dalam baterai diukur dalam kilowatt-jam (kWh), yang bisa dihitung dengan mengalikan kapasitas dalam ampere-jam dengan tegangan nominal baterai dan kemudian dibagi dengan 1000.
    Sebagai contoh, jika sebuah baterai memiliki tegangan 12 volt dan kapasitas 65 ampere-jam (Ah), maka kemampuan penyimpanan energinya adalah (12 x 65)/1000 = 0,78 kilowatt-jam (kWh).
  6. C-Rate
    Adalah sebuah metode untuk menilai seberapa cepat baterai dapat diisi atau dikosongkan dalam hubungannya dengan kapasitasnya. C-rate adalah kependekan dari Current rate (laju arus), dikenal juga sebagai “laju pengisian dan pengosongan” dengan satuan C yang menunjukkan kapasitas. Biasanya kapasitas baterai diberi nilai 1C, yang berarti baterai yang terisi penuh dengan nilai 1Ah harus mampu menghasilkan arus 1 ampere selama satu jam.
    Ini bisa dihitung dengan membagi arus pengisian atau pengosongan (A) dengan kapasitas baterai yang dapat diukur (Ah), seperti yang ditunjukkan dalam contoh berikut ini. Pertama; Ketika baterai dikosongkan dengan C-rate 0,5C atau dituliskan sebagai C/2, ini berarti bahwa arus sebesar 500mA akan terjadi selama dua jam. Kedua; Pada tingkat pengisian 0,2C, ini dapat diartikan sebagai C/5 yang membutuhkan waktu selama 5 jam.
  7. Cycle Life
    Adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada masa pakai atau umur baterai, yaitu seberapa banyak siklus pengisian dan pengosongan baterai dapat dilakukan sebelum kinerjanya menurun. Masa pakai baterai dipengaruhi oleh suhu, laju pengosongan, dan kedalaman pengosongan tertentu.
    Kedalaman pengosongan mengacu pada seberapa besar kapasitas baterai yang telah digunakan. Misalnya, sebuah baterai yang hanya menggunakan 25% dari kapasitas energi penuhnya akan memiliki umur siklus yang lebih panjang daripada baterai yang terpakai lebih dalam hingga hanya tersisa 30% dari kapasitas penuhnya.
  8. Internal Resistance
    Merupakan salah satu indikator kemampuan baterai dalam menghantarkan aliran listrik. Atau dapat didefinisikan sebagai hambatan terhadap aliran listrik dalam sel baterai. Hal ini disebabkan oleh rangkaian internal baterai.
    Resistansi internal baterai sangat dipengaruhi oleh jenis bahan dan struktur baterai, yang dapat membuatnya lebih besar atau lebih kecil. Dengan adanya resistansi internal yang rendah, baterai dapat mengalirkan arus dengan intensitas yang tinggi. Sebaliknya, baterai yang memiliki resistansi internal yang tinggi hanya mampu menyuplai arus dalam jumlah yang sedikit.
  9. Cut-off Voltage
    Ini sering disebut sebagai voltage disconnect, merupakan nilai terendah tegangan yang dapat diperoleh oleh sistem baterai selama operasi, yang menentukan daya tampung baterai pada tingkat pengosongan tertentu. Pabrikan biasanya menilai kemampuan pada tingkat tertentu, atau tegangan akhir pemutusan pada tingkat pemutusan yang sudah ditentukan. Jika tegangan pemutusan yang sama ditetapkan untuk berbagai laju, biasanya kapasitas akan lebih besar pada laju pelepasan yang lebih rendah.
Artikel Lain:  Wajib Anda Tahu! Apa Itu Datasheet dan Spesifikasi Serta Perbedaan Keduanya?

Istilah Kondisi Baterai

Berikut ini terdapat beberapa istilah dan pengertian digunakan untuk menggambarkan kondisi baterai, meliputi;

a) Charging
Adalah proses pengisian muatan melibatkan transfer energi listrik ke baterai dari sumber daya, di mana energi listrik dikonversi menjadi energi potensial kimia di dalam sel baterai melalui arus searah yang berlawanan dengan arah pengosongan.
b) Discharging
Merupakan proses transfer energi listrik dari sel atau baterai ke beban DC dengan mengonversi energi kimia menjadi energi listrik.
c) State of Charge (SoC)
Ini dapat didefinisikan sebagai jumlah energi dalam baterai, yang dinyatakan sebagai persentase energi yang tersimpan dalam baterai yang terisi penuh. Mengeluarkan energi dari baterai akan menyebabkan penurunan tingkat daya tersimpan (SoC), sementara pengisian muatan akan menaikkan tingkat daya tersimpan (SoC). Sebagai contoh, jika baterai yang telah diisi penuh digunakan sebanyak tiga perempat kapasitasnya, atau 75 persen, maka baterai tersebut dapat dikatakan memiliki kapasitas tersedia (SoC) sebesar 25 persen.
d) Depth of Discharge (DOD)
Adalah seberapa banyak kapasitas yang sudah digunakan dari baterai dibandingkan dengan total kapasitas yang tersedia. Menurut pengertian yang diberikan, level kekosongan dan tingkat pengisian baterai mencapai 100%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengosongan (DoD) adalah bagian integral dari SoC dan digunakan untuk menentukan berapa persen kapasitas baterai yang telah digunakan; DoD = 100 – SoC.
e) State of Health (SoH)
Adalah cara untuk mengukur persentase sisa masa pakai baterai sebelum baterai mencapai akhir masa pakainya atau sering disebut sebagai end of life (EoL).

Istilah Problem Baterai

Beberapa istilah yang sering digunakan dalam industri sel listrik terkait dengan masalah baterai akan dijelaskan di bawah ini, mencakup;

Baca Juga: Modul HW-749/XY-L30A! Pilihan Charger Control HVD Cocok Untuk Mengatasi Overcharging!

  1. Overcharging
    Merupakan proses yang melibatkan pengisian baterai dengan energi melebihi kapasitas maksimumnya. Keadaan ini terjadi ketika baterai terisi dengan tegangan yang melebihi rekomendasi atau terus-menerus diisi ulang. Akibatnya, baterai dapat mengalami peningkatan suhu yang berlebihan dan, dalam situasi yang parah, bahkan dapat terjadi ledakan.
    Pengisian baterai secara berlebihan juga tidak akan meningkatkan kapasitas energi yang tersimpan dalam sel dan seringkali akan menghasilkan gas beracun dan/atau panas yang berlebihan, yang keduanya akan mempersingkat umur baterai. Indikasi baterai yang overcharged meliputi baterai menggembung, baterai menjadi panas, dan pembacaan voltase yang terlalu tinggi. Ini bisa terjadi karena kerusakan pengisi daya baterai, penggunaan yang tidak benar, atau masalah lain dengan proses pengisian daya.
  2. Self-Discharge
    Ini adalah hilangnya energi dari baterai yang tidak terisi. Hal ini dipengaruhi oleh jangka waktu penyimpanan yang lama, sehingga sel baterai lambat laun kehilangan sebagian kapasitas atau energinya akibat reaksi kimia internal dengan lingkungan.
  3. Sulfation
    Adalah penumpukan kristal timbal sulfat pada pelat baterai yang diakibatkan karena ketidakpenuhan pengisian baterai atau meninggalkan baterai dalam keadaan tidak terpakai untuk waktu yang lama. Apabila terjadi peningkatan kadar sulfasi yang berlebihan, itu dapat menghalangi proses konversi bahan kimia menjadi listrik dan berdampak secara signifikan pada kinerja baterai.
    Hal ini akan menyebabkan resistansi internal sel menjadi lebih tinggi, menghasilkan arus yang lebih rendah dan tegangan pengisian yang lebih tinggi, sehingga akan menurunkan efisiensi tegangan. Baterai yang mengandung sulfat berat sulit untuk diperbarui dan bisa merusak secara permanen akibat pertumbuhan kristal.
  4. Stratification
    Merupakan kondisi di mana elektrolit di dalam baterai mengalami peningkatan konsentrasi atau berat jenis dari bagian bawah ke atas sel. Biasanya, stratifikasi terjadi pada baterai flooded lead-acid akibat pengisian yang tidak memadai, atau tidak memberikan pengisian ekstra yang cukup untuk menghasilkan gas dan mengagitasi elektrolit selama pengisian akhir.
    Stratifikasi yang terus berlanjut bisa menyebabkan bagian bawah plat terpakai, sementara bagian atasnya tetap dalam kondisi yang cukup baik, sehingga mengurangi umur pakai dan daya tampung baterai.

Istilah Aplikasi Baterai

Beberapa istilah yang biasa digunakan untuk mendeskripsikan penggunaan baterai, antara lain;

Baca Juga: Modul UPS Boost Converter DC/DC 18650 Lithium Untuk Projek Divais Elektronik Yang Portabel!

a) Uninterruptible Power Supply (UPS)
Juga dikenal sebagai baterai stasioner, merupakan suatu perangkat yang dirancang untuk menyediakan daya listrik yang tidak terputus dan memberikan perlindungan kepada perangkat elektronik dari gangguan pada jaringan listrik utilitas atau PLN.
b) Smart Battery
Merupakan perangkat penyimpan energi yang menggunakan teknologi mutakhir untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi penggunaan daya. Menurut penjelasannya, smart battery adalah kumpulan sel baterai yang dapat diisi ulang, yang mengintegrasikan manajemen baterai sistem atau BMS dengan komunikasi data eksternal.
BMS bertugas menjaga agar baterai tidak beroperasi di luar batas kinerjanya dengan memantau berbagai parameter sel utama seperti arus, tegangan, suhu, jumlah siklus, status pengisian daya, dan sebagainya.
Dalam setiap paket sel tunggal atau ganda, penyeimbangan sel dilakukan untuk memastikan kinerja yang optimal, autentikasi baterai, dan komunikasi data kesehatan baterai dengan pengisi daya pintar dan/atau perangkat induk melalui SMBus, yang biasanya merupakan sistem 2 kabel.
c) Energy Storage Device (ESD)
Adalah sebuah perangkat yang bertujuan untuk menerima energi yang dihasilkan dari sumber energi luar dan menyimpannya untuk periode waktu yang ditentukan sebelum menyalurkannya sebagai listrik di masa mendatang. Komponen ESD ini mencakup baterai dan juga kapasitor. Istilah ESD biasanya digunakan untuk menjelaskan pengelolaan sistem listrik dari sumber energi terbarukan yang menggunakan teknologi baterai.

Baca Juga: Ketahui Perbedaan Antara Protection Circuit Module (PCM) dan Battery Management System (BMS)!

Akhir Kata

Ini hanyalah beberapa istilah yang perlu diketahuioleh pengguna baterai pemula sebelum mulai menggunakan baterai. Masih terdapat banyak istilah lain yang terkait baterai yang tidak dijelaskan di dalam artikel ini. Hanya itu yang dapat saya bagikan, semoga berguna. Salam Blogger dari Alpharizo. net!

Notes: Artikel ini telah diperbarui, sejak tanggal, 12/05/2024.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *